Kamis, 31 Maret 2016

EKONOMI POLITIK

Pengantar
Seluruh jalannya perkembangan cara produksi kapitalis yang mengandung pertentangan-pertentangan didalamnya, tentu akan menimbulkan suatu pergantian revolusioner dari kapitalisme. Cara produksi kapitalis telah membuat seluruh Rakyat pekerja menjadi melarat dan hidup sengsara, sehingga yang dimilikinya hanya syarat produksi yang berupa tenaga kerja saja. Benar kaum pekerja pada umumnya telah ”bebas dari pembelengguan feodal”, tetapi mereka dirampas alat-alat produksinya dan untuk tidak mati kelaparan mereka terpaksa menjual tenaga kerjanya kepada kaum kapitalis. Dengan memeras kaum pekerja industri dengan tidak mengenal peri-kemanusiaan, dengan merampas kaum tani dan produsen-produsen barang lainnya dari alat-alat produksinya dan dengan mengadakan ekspor modal, terjaminlah keuntungan-keuntungan modal yang setinggi-tingginya bagi kaum kapitalis.
Demikianlah hukum dasar perekonomian kapitalisme: ”adanya jaminan keuntungan maksimal kapitalis dengan pemerasan, pemelaratan dan penyengsaraan sebagian terbesar penduduk suatu negeri, dengan memperbudak dan merampas secara teratur Rakyat negeri-negeri lain, khususnya negeri-negeri yang terbelakang, dan akhirnya dengan peperangan dan militerisasi perekonomian rakyat yang digunakan untuk menjamin keuntungan setinggi-tingginya” memperpanjang semua pertentangan dalam kapitalisme/ Krisis global yang melanda AS merupakan sebuah gejolak bahwa ternyata kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mempunyai titik kerapuhan. Dimana sisitem yang berkembang ats keinginan pasar dan modal pada titik akumulasi modalnya yang ekpoitatif akan menggali kuburnya sendiri.
Sistem Produksi Kapitalis
Ada dua macam sasaran Produksilis yaitu sebagai berikut:
Pertama; kapitalis memeproduksi suatu nilai-pakai, yang mempunyai nilai tukar , yaitu sutu barang untuk dijual, sutu komoditi. Kedua; Kapitalis ingin memproduksi suatu komoditi yang bernilai lebih tinggi dari jumlah nilai komoditi yang dipakai untuk memproduksi. Yaitu alat-alat produksi dan tenaga kerja , yang dibelinya dengan sejumlah uangnya di pasar terbuka. Tujuannya adalah tidak hanya memproduksi suatu nilai-pakai,,tetapi nilai;tidak hanya nilai,tetapi sekaligus nilai lebih.
      Sistem Produksi kapitalisme merupakan suatu system komoditi. Di mana barang diproduksi untuk di jual, Sebuah komoditi dijelaskan sebagai yang dipertukarkan dengan aatau untuk komoditi lainnya. Semua Komoditi mempunyai nilai pakai, yang memenuhi semua keinginan atau kebutuhan , langsung atau tidak.  Kegunaan suatu benda menjadiakna nilai pakai.  Komoditi juga memiliki nilai tukar , milik yang dapat dipertukarkan dengan barang lain. Ada banyak barang yang mempuyai nilai pakai tapi tidak dipertukarkan karena dia bukan komoditi.Nilai tukar pertama-tama nampak sebagai hubungan kuantitas dengan berbagai komoditi x unit komoditi dapat dipertukarkan dengan y unit komoditi lainnya, nilai suatu komoditi yang  dipertukarkan harus mempuyai subtansi yang sama yang disebut sebagai nilai (nilai sebuah komoditi adalah sejumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksinya atau membuatnya).
Dalam hl ini, subtansi yang sama bukan merupakan sesuatu yang bersifat fisik seperti berat, sifat fisik tidak bersangkut paut dengan nilai pakai komoditi.  Nilai pakai atau benda berguna mempunyai nilai hanya karena ada kerja abstrak manusia yang terkandung atau terjawantahkan di dalamnya. Nilai yang terkandung di dalam sebuah komoditi tergantung banyaknya jumlah kerja social yang dibutuhkan, dan itu adalah lama kerja yang diminta untuk memproduksi komoditi itu di dalam syarat-sayarat kerja normal yang menghasilkan dan dengan taraf rata-rata dan lazim pada waktu itu, nilai suatu komoditi tetap jika waktu kerja  yang diperlukan untuk memproduksinya tetap. Tetapi waktu kerja ini senantiasa berubah sesuai dengan perubahan dalam produktivitas kerja. Produktivitas ini ditentukan oleh bermacam keadaan, antara lain oleh rata-rata derajat keterampilan pekerja, tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam praktek oleh organisasi social produksi, oleh jangkauan dan daya guna alat-alat produksi, serta lingkungan alam. Pada jumlah jam kerja yang sama hasil panen di daerah yang subur  lebih banyak dari pada di daerah yang tandus.  Nilai itu bersifat social bukan individual dan lebih bersifat teknis, pekerja yang lamban menghasilkan kurang dari mereka yang bekerja cepat.
Selagi banyak nilai pakai yang dipertukarkan maka semakin banyak ragam kerja berguna ( kerja yang menghasilakan nilai pakai) yang dilibatkan dalam proses poduksi barang-barang tersebut. Di dalam masyarakat komoditi terdapat pembagian kerja yang rumit di antara orang-orang yang melakukan bermacam-macam pekerjaan yang saling mempertukarkan produk mereka,tanpa pembagian kerja tidak akan ada produksi  atau pertukaran komoditi.  Karena satu-satunya titik pertukaran adalah memperdagangkan satu komoditi  dengan komoditi lainnya.    
        Nilai pakai dari sebuah komoditi merupakan perpaduan dua unsur  yakni materi yang disediakan oleh alam dan kerja. Apabila kita tidak menghitung keseluruhan kerja berguna yang terkandung dalam sebuah komoditi, maka yang tersedia hanya lapisan material yang disediakan oleh alam tanpa campur tangan manusia . manusia hanya  dapat bekerja seperti halnya alam, kerja adalah bapak dari kekayaan material, sementara bumi adalah ibunya.
Karakteristik Kerja Dalam Kapitalisme
        Karakteristik kerja dalam kapitalisme dapat digambarkan dalam dua bagian yaitu Pertama; Para pekerja bekerja di bawah kontol kapitalisme, dimana pekerja dikontrol untuk bisa memaksimalkan nilai lebih dalam produksi komoditi. Kedua; Produk hasil dari kerja dari pekerja (produsen langsungnya) adalah milik sang kapitalis, dan hak penggunaan tenaga pekerja adalah hak kapitalisme, sama dengan penggunaan hak komoditi lainnya, seperti kuda yang disewanya untuk proses produksi komoditi. Ketika para pekerja menerima upah untuk kerja mereka kapaitalis bukan pemilik capital saja (ia maksudkan alat-alat produksi) tetapi juga pemilik atas kerja, kaum proletar (kelas pekerja upahan yang tidak punya apa-apa), yang menjual kerjanya melepaskan semua klaim atas bagaian dari produk itu, dan tidak masuk akal untuk memisahkan kerja dengan capital, karena capital mencangkup kerja dan capital. Kesatuan yang indentik.
Sirkuit Kapital
        Seperti dijelaskan di awal bahwa Komoditi mempunyai nilai pakai secara langsung dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan alat tukar dan merupakan pertukaran alat. Komoditi berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai nilai, dan dengan tindak masyarakat (kesepakatan secatra umum)  ragawi menjadi bentuk penyentara yang secara social diakaui, melalui perantara social tersebut komoditi yang dikhususkan menjadi setara universal, dengan demikian menjadi –Uang

       Untuk lebih jelasnya mari kita lihat Sirkuit Kapital yang dirumuskan Oleh Karl Marx. Marx merumuskan Capital dengan M-C-M’ yang memproduksi nilai lebih. Dimana; M=Money, C=Comodity, M’: Mewakili uang yang lebih besar dari M, uang tambahan yang diperoleh dari M’-M oleh marx dinamakan nilai-lebih. Sirkuit dalam capital M-C-M’, kapiatalis dengan uang (M), membeli komodity (C ), dan menjualnya dan menngahiri dengan (M’), Marx menyebut bahwa (M-C) sebagai capital pendahuluan dan kedua (M-C) capital kerja
       Konsepsi tentang capital pertama dikemukana dengan formula M-C-M,, kapitalis tidak mungkin asal saja membeli atau mengeluarakan uang  (M)  yang nantinya akan menghasilakan lebih banyak uang (M’) , bahwa nilai lebih dihasilkan dari proses produksi dengan formula seperti berikut;
Dimana C…P….C’ merupakan proses produksi  yang merubah seperangkat komoditi (C) menjadi suatu yang lebih besar nilainya (C’) dengan menggunakan capital produktif yaitu L (tenaga kerja)  dan ML (alat-alat produksi) yang dijual untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, dan titik-titik diseputar P merupakan urutan pertukaran transaksi-transaksi.

        Proses ini dibagi dalam tiga tahap antara lain sebagai berikut:
           a. Tahap Pertama
           Secara tersendiri M-C hanyalah komoditi yang diperjual belikan, bagaimana kapitalis membeli komoditi dengan ia membeli tenaga kerja dan alat-alat produksi dan dalam pertukaran sirkuit tersebut merupakan capital dan uang yang dinamakan sebagai capital uang.
           b. Tahap Kedua
            Untuk mengahsilkan nilai lebih kapitalis sudah tentu harus memperkejakan tenaga kerja untuk memproduksi komoditi, Pekerja menitipkan upah mereka pada komoditi dan kapitalis juga membeli alat-alat produksi (capital produktif), Nilai dari Alat-alat  Produksi yang terpakai berpindah ke dalam hasil-Produk-karena kerja yang menghasilkan  alat-alat produksi bagian dari jumlah seluruh kerja yang diperlukan untuk menghasikan produk akhir, Bagian dari capital yang digunakan untuk membeli alat produksi tindaklah menciptakan nilai baru atau nilai lebih bagain ini tersimpan saja dalm produk (komoditi).
Nilai ini akan kembali pada si kapitalis saat produk itu di jual. Bagian dari capital itu diubah menjadi alat-alat produksi  yaitu bagian mentah, bahan mentah, perkakas-perkakas kerja. Tidak mengalami perubahan nilai secara kuantitatif dalam proses produksi bagi marx disebut sebagai capital konstan. Di pihak lain Tenaga kerja yang digunakan yang sesungguhnya, menciptakan nilai baru dan nilai lebih. Bagian Kapital yang dikeluarkan lebih dulu untuk membeli tenaga kerja , bertambah besar dalam proses produksi , sehingga marx menamakannya capital Variable. Dari semua perkakas produktivitaf pengusaha pertanian, kerja manusia ialah para kapitalis bersandar kepadanya untuk pembayaran-kembali kapitalnya, dan persediaan tanah, pacul, bajak dan yang lainnya tanpa suatu bagian dari kerja manusia sama sekali bukanlah apa-apa
         c.  Tahap Ketiga
             Komoditi yang telah lengkap selesai, yang menyimpan nilai-lebih pada akhirnya dinamakan sebagai capital-komodity, dan ian harus dijual, capital uang pertama telah berubah menjadi capital produktif dan kemudian menjadi capital komoditi, dan Akhirya menjadi capital Uang.
Akumulasi Kapital
   Akumulasi kapital merupakan penumpukan capital, Marx menganalisis bahwa kapitalisme merupakan suatu system yang mereproduksi dirinya sendiri, pertama-tama akumulasi primitive merupakan sirmulasi capital sebelum adanya niali lebih, pengubahan kembali yang terus menerus niali lebih menjadi kapital muncul dalam bentuk besaran kapital yang meningkat yang masuk ke dalam proses produksi, dan ini gilirannya menjadi dasar peningkatan produktivitas kerja, jadi suatu drajat (pengekpoitasian tenaga kerja) tertentu akumulasi capital muncul sebagai suatu prasarat cara produksi kapitalisme, dengan cara akumulasi capital cara produksi kapitalisme akan berkembang, dan kedua produksi ekonomi itu saling memberikan masukan satu sama lain dan akhirnya merubah technical capital yang dimana komponen variable menjadi kecil dan semakin kecil dengan dibandingakan dengan variable konstan. Dan setiap akumulasi menjadi alat akumulasi baru, akumulasi akan meningkatkan kosentrasi kekayaan para kapitalis individual , dan dengan begitu dapat melebarkan dasar produksi pada skala besar, akumulasi di satu pihak sebagai kosentarasi alat-alat produksi yang meningkat, dan kekuasaan atas kerja; dan dihak lain akan terjadi konflik anatar banyak kapiatal individual lainnya.
Kebutuhan Hidup Manusia
          Ekonomi politik merupakan pola interaksi-interaksi social yang mengorganisasikan produksi, distribusi dan pertukaran barang dalam ruang lingkup kekusaaan dimana sebenarnya pola produksi dan reproduksi tersebut hanya diindentifikasikan untuk  memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sehinnga menjadi persyaratan yang mutlak bagi kita bisa membedah pola atau strukturalisasi pemenuhan kebutuhan manusia dalam proses produksi sebelum kita mengintegrasikan bentuk kesatuan yang utuh tentang ekonomi politik.
         Manusia agar dapat bertahan hidup pertama jelas dia harus dapat memenuhi kebutuhan seperti makan, pakaian, pakaian serta tempat tinggal kebutuhan ini biasaya disebut dengan kebutuhan material atau kebutuhan primer. Dan untuk bisa memenuhi kebutuhan primer tersebut manusia harus melakukan kerja produksi yaitu menciptakan kebutuhannya , bagaimana manusia harus bekerja untuk mengubah suatu obyek,alam atau social menjadi yang lain yang berguna untuk memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosialnya.
      Untuk bisa melakukan kerja produksi manusia memerlukan alat kerja diasamping tenaga kerjanya sendiri, selanjutnya juga diperlukan sasaran kerja,Alat kerja ialah untuk bekerja dan sasaan kerja adalah Sesutu yang dikerjakan, pengolahan tanah atau bahan mentah. Alat kerja dan selanjutnya alat produksi dan tenag kerja manusia adalah tenaga produktif, dengan tenaga produktif manusia dapat memproduksi sesuatu.Dalam proses produksi manusia memerlukan dan mengadakan hubungan antara satu dengan yang lain yang disebut sebagai hubungan produksi, yaitu hubungan manusia untuk memproduksi sesuatu, maka produksi selalu bersifat social karena suatu produksi selalu selalu sebgai hasil kerja sama atau hasil hubungan bersama antar  manusia oleh karena itu semestinya produksi berwatak dan bersifat milik bersama.
         Bentuk dan sifat hubungan produksi tersebut ditentukan oleh bentuk dan sifat  kepemilikan atas  alat-alat  produksi, tidak ditentukan olek kekeutan produktifnya misalkan dalam masyrakat feodal, alat produksi milik tuan feodal dan berlangsung hubungan masyarakat feodal, dimana buruh tani  yang tidak memeiliki alat produksi seperti tanah,cangkul dll harus bekerja terhadap kaum feodal untuk memenuhi kebutuhannya, dan hasil kerja para petani menjadi milik kaum feodal dan buruh tani tidak memiliki bagian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
       Hubungan produksi dan tenaga produktif merupakan cara produksi, dalam cara produksi tenaga produktif bersifat aktif, Sifat perkembangan alat kerja membentuk sifat dan keahlian tenaga kerja, ini disebabkan karena adanaya interaksi manusia dengan alam, alat kerja dari batu dan tongkat berkembanag menjadi panah,parang dsb, yang terbuat dari logam, dengan alat kerja itu manusia berkembang kemampuanya; dan akhirnya muncul sifat individualistic, dan pola hubungan produksi pun berubah dari hubungan produksi kolektif menjadi hubungan produksi individualistic, yang kuat akan menindas yang lemah, sedangkan hubungan produktif yang bersifat pasif mempunyai peran yang menetukan bentuk cara produksi.
       Tenaga produktif yang aktif akan menuntut kesesuian hubungan produksi, hubungan produktif itu wadah atau tempat, sedangkan tenaga produktif itu isi, maka tempat atau wadah harus menyesuaikan dengan isi, hubungan produksi yang sempit bagi perubahan dan tenaga produktif dan berikuttnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan tenaga produktif sendiri, untuk kemudian diganti denagn hubungan produksi yang baru, maka berubah dan berkembang pula masyarakatnya.
Share:

0 Comment:

Posting Komentar

Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.

Total Pageviews

Theme Support